Monday, March 14, 2011

Bandung Kurang dari 24 Jam

Jumat, 25 Februari 2011
Memanfaatkan waktu yang tinggal sehari di Jakarta saya melaju ke Bandung bersama travel Baraya seharga Rp50.000 dari daerah Ciputat. Wow, perjalanan kali ini memperlihatkan banyak perubahan bagi saya yang datang ke Bandung terakhir itu tahun 2007 (pastilah yaa...), terutama nih tempat-tempat peristirahatan yang ada di jalan tol menuju Bandung.

Kurang lebih dua jam perjalanan akhirnya membawa saya turun di daerah Dago, di seberang jalan yang ada tulisan D A G O, yang dulu belum ada. Karena alat untuk bekomunikasi saya hilang, maka saya berencana mencari telepon umum atau wartel. Berjalanlah saya sampai ke simpang Sekeloa, daerah tempat kost anIsni, teman saya. Heran bin bingung ternyata telepon umum sudah tidak ada yang berfungsi lagi, bahkan wartel pun sudah jarang keberadaannya. Saya masih bisa melihat wujud telepon umum di dekat kampus UNPAD tapi wassalam begitu hendak digunakan. Harusnya saya memberanikan diri pinjam hp penumpang lain waktu di jalan tadi, tapi segan...:(

Siang itu saya akhirnya menemukan wartel yang menyatu dengan tempat jasa pengiriman barang. Sambil menunggu karena tempatnya tutup selama karyawannya sholat jumat, saya pun memberanikan diri pinjam hp-nya tukang parkir. Yes, kurang dari 5 menit saya sudah 'diangkut' Isni ke tempat kostnya.

Tujuan pertama kami hari itu adalah BEC. Setelah mendapatkan hp baru, Isni meninggalkan saya dan saudaranya, Echa, karena dia harus bekerja. Jadi setelah keliling BEC sebentar dan membeli flasdisk kami pun makan siang di daerah Taman Sari, saya kangen sekali nasi timbel. Selesai makan saya mengajak Echa jalan ke daerah Ledeng, tidak ada alasan khusus, sih, hanya kepikiran saja mau ke sana. Isni sudah ada motor sekarang, jadi tidak repot lagi kalau mau kemana-mana.

Sedikit melewati kampus Universitas Pendidikan Indonesia, motor kami putar balik, lalu jalan melewati Cihampelas dan berhenti sesaat di tengah-tengah jembatan Suropati. Bandung tetap ngangenin buat saya walaupun sekarang suasana kotanya sudah macet seperti Jakarta. Tapi sepanjang hari itu Bandung mendung dan sedingin seperti yang selalu saya bayangkan. Dari sini saya mengajak Echa melihat-lihat ke dalam Pusat Belanja Balubur yang ternyata belum begitu ramai, masih banyak kios yang kosong. Pasar Balubur yang  dulu, sudah tidak ada lagi, padahal dulu saya pernah belanja sayur dan alat-alat tulis.

Dari sini saya minta diantar ke warnet sambil menunggu Echa yang mau ke rumah temannya. Rencananya malam ini saya dan Isni akan jalan malam.

Setelah sempat tidur sesaat sambil menunggu Isni pulang, kami langsung cabut ke Stasiun Bandung, saya ingin sekali mencoba perkedel bondon. Bushet... mau makan perkedel saja harus ambil nomor antrian, dan lumayanlah dapat nomor 19. Semakin malam yang datang malah semakin ramai. Perkedel bisa dipesan untuk dibawa pulang atau makan di sana sebagai lauk, soalnya tempat ini adalah warung makan yang bukanya hanya malam hari. Emang enak sih perkedelnya,  mungkin karena selain racikan, juga masaknya di atas bara api, apalagi ketika dicocol sambalnya. Malam itu kami hanya membeli 15 buah seharga Rp15.000. Makan sekitar 3 biji saja sudah membuat saya kenyang.

Dari sini Isni mengajak saya ke daerah Gedung Merdeka. Saya baru tahu kalau daerah ini ramai pada malam hari karena banyak dijadikan tempat foto-foto. Sayang, karena fotonya cuma pakai kamera hp, hasinya kurang memuaskan:(

Puas foto-foto, kami segera beranjak mencari makan tengah malam. Melewati Jalan Braga yang ternyata sepi, akhirnya kami sampai di tempat makan yang ada di daerah Jalan Riau. Baru kali ini saya menikmati supper di Bandung.

Sabtu, 26 Februari 2011
Rasanya dalam seminggu ini, baru pagi ini saya bangun dari tidur yang sangat enak... Always feel like at home in Bandung...

Pagi itu setelah sarapan lontong sayur pakis di daerah Dipati Ukur, dan mampir ke Kartika Sari, Isni mengantar saya ke loket bis Primajasa di parkiran Bandung Super Mall. Ada yang bilang tarif Primajasa ke Bandara Soekarno-Hatta hanya Rp50.000 tapi hari itu tarifnya Rp75.000, dapat sebotol kecil air mineral.

Bandung menutup perjalanan saya selama satu minggu ini.















No comments: