Wednesday, April 11, 2018

Mini Market Terbaru di Kota Bengkulu: Mart 212

Akhirnya punya kesempatan mengunjungi gerai Mart 212 yang baru dibuka di Kota Bengkulu. Tempat belanja berkonsep mini market ini, bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin membeli barang kebutuhan sehari-harinya.

Konon, mini market ini berawal dari koperasi, lalu berkembang seiring dengan keinginan pengurus dan anggota yang ingin memajukan perekonomiannya.



Lokasinya sangat mudah ditemukan karena tempatnya sangat strategis, persis di pinggir jalan besar. Alamat lengkapnya ada di :
Jalan M.T. Haryono 5A
atau biasa orang Bengkulu menyebutnya di daerah Kampung Bali.

Meskipun tempatnya terkesan kecil, tapi suasananya cukup nyaman untuk berkeliling di antara rak pajangan. Sesama pengunjung tidak akan saling senggol, pokoknya. Barang yang disediakan juga terlihat banyak, jadi pembeli punya banyak pilihan.

Mau belanja, ke Mart 212 aja!

Thursday, January 8, 2015

Mencari Keceriaan dalam Beribadah dan Traveling bersama Cheria Travel

Lebih rajin ibadah!
Lebih banyak traveling!

Dua hal di atas adalah resolusi saya di tahun 2015, dan inginnya tetap berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Sebagai individu yang bermimpi untuk bisa keliling dunia, berkunjung ke Arab Saudi, khususnya Mekah dan Madinah, pasti ada dalam bucketlist saya. Ditambah, sebagai muslim tentunya saya ingin bisa beribadah langsung ke tanah suci, tempat di mana setiap doa katanya akan langsung diijabah oleh Allah swt. Alasannya adalah karena sebagai manusia saya pasti punya banyak keinginan dan keluh kesah yang langsung ingin saya perdengarkan kepada pencipta saya, sembari berharap segera diberi pencerahan. Dan sebagai pecinta traveling saya ingin melihat dan merasakan kehidupan masyarakat di negara yang dipimpin oleh seorang raja ini. Secara khusus saya ingin menyaksikan bagaimana masyarakat setempat berinteraksi sambil menyeimbangkan kewajiban dunia dan akhiratnya. Selain itu, saya bertekad untuk mengunjungi dan menyentuh langsung bukti-bukti peninggalan sejarah pada zaman kenabian yang tempo dulu sering diceritakan guru ngaji dan guru agama. Sebagai pelengkap, tentunya fisik saya ingin menikmati keindahan pemandangan alam di negara kaya minyak ini. Iya, keinginan saya sangat banyak.

Untuk mewujudkan sepenggal impian tersebut di atas, sayangnya saya tidak bisa melakukannya secara mandiri, seperti yang sering saya lakukan selama ini jika ingin berkunjung ke beberapa tempat di dalam maupun di luar negeri. Untuk masuk ke Mekah dan Madinah semua pengunjung harus menggunakan agen yang telah diberi izin khusus. Untuk itu saya harus cermat memilih pihak yang terpercaya mengatur perjalanan bertema religi ini. Mengapa? Karena telah banyak orang yang menjadi korban perusahaan abal-abal yang mengambil kesempatan dari mereka yang begitu rindu melihat langsung kubus hitam, tanda kiblat umat Islam di muka bumi ini. Hal seperti inilah sebenarnya yang membuat saya lebih menyukai solo traveling, tapi untuk sebuah perjalanan spiritual yang mungkin hanya sekali seumur hidup saya lakukan, saya ikhlas mempercayakan diri saya kepada tur travel yang TERPERCAYA.

Haji atau umroh, adalah alasan paling masuk akal untuk berkunjung ke Mekah dan Madinah, dua kota suci bagi umat Islam di penjuru dunia ini. Beruntung karena terlahir sebagai pengikut Nabi Muhammad saw, saya dengan mudah bisa menggunakan alasan tersebut. Mengingat waktu dan biaya, umroh adalah perjalanan ibadah yang paling pas untuk kondisi saya saat ini. Waktunya singkat dan tidak semahal ongkos naik haji, begitu juga dengan persiapannya, sangat ringkas dan mudah.

Setelah bertanya ke beberapa orang yang pernah ke tanah suci dan juga mencari berbagai informasi melalu internet, sampailah saya ke situs Cheria Travel, salah satu perusahaan yang yang fokus mengelola perjalanan haji dan umrah di Indonesia. Lokasinya ada di wilayah Jakarta Selatan, dan ternyata dekat dengan tempat tinggal adik saya di Jalan Tendean. Saya memang tinggal di luar kota Jakarta, dan karena saya memang mencari agen tur yang terpercaya dan berpengalaman, itu tidak menjadi masalah. Bukti bahwa perusahaan ini terpercaya adalah dengan hanya mengetik kata kunci Travel Umroh Jakarta Selatan di mesin pencari, maka akan muncul website Cheria Travel di tempat teratas. Perusahaan ini memberikan banyak penawaran paket umrah serta tambahan perjalanan ke beberapa negara yang menjadi destinasi wajib para penyuka jalan-jalan, dengan berbagai pilihan paket dan harga. Melihat photo-photo dan membaca testimoni mereka yang pernah bergabung dengan Cheria Travel membuat saya berpikir bahwa perusahaan inilah yang mungkin mampu mewujudkan resolusi saya untuk beribadah dengan khusuk di tanah suci tapi juga mendapatkan pengalaman jalan-jalan yang seru. Apalagi, ini akan menjadi pengalaman pertama buat saya, dan untuk itu saya tidak ingin kehilangan satu momen pun ketika berada di sana.


Ketika mengunjungi website Cheria Travel dan mempelajari paket-paket yang ditawarkan, sepertinya saya berminat untuk mengambil mengambil Travel Umrah, khususnya Umrah Plus karena setelah fokus beribadah di tanah suci, peserta akan diajak melancong ke negara lain. Mumpung ada rezeki dan kesempatan, tidak salah rasanya sesekali menggabungkan ibadah dan kesenangan. Dan karena salah satu impian masa kecil saya adalah mengunjungi benua biru, saya berniat untuk memilih paket Umrah Plus Eropa. Ada banyak pilihan negara yang ditawarkan dan semuanya unik-unik dan pasti penuh keceriaan seperti photo di bawah ini, yang diambil di salah satu album Cheria Travel.


Kota-kota yang dikunjungi selama di Eropa adalah destinasi utama yang menjadi incaran banyak turis, tetapi dengan Cheria Travel akan ditambah dengan tempat-tempat yang ada kaitannya dengan sejarah Islam. Belanda, Perancis, Jerman, dan Belgia memiliki banyak landmark yang sangat terkenal di dunia, dan adalah cita-cita saya untuk bisa punya photo narsis dengan latar belakang monumen-monumen indah dan terkenal di muka bumi.

Sebenarnya masih banyak paket tur yang ditawarkan oleh Cheria Travel, salah satunya Wisata Muslim yang menurut saya sangat unik dan cocok bagi mereka yang sering mengkhawatirkan soal makanan halal ketika berkunjung ke wilayah-wilayah minoritas muslim, seperti China, Hongkong, Eropa, Jepang, Turki, Thailand dan Australia. Ada banyak paket yang tersedia, dari group hingga privat yang hanya berdua. Cocok nih, bagi yang mau bulan madu. So, jika ada teman-teman yang sedang merencanakan perjalanan untuk liburan atau ibadah ke tanah suci, ayo segera hubungi website Cheria Travel di http://cheria-travel.com!

Wednesday, November 26, 2014

Nomaden bersama Toyota Rush

Saya ingin mengendarai Toyota Rush sebagai sarana untuk mewujudkan impian keliling Indonesia non-stop dari Sabang sampai Merauke. Bagi saya semua tempat di Indonesia yang belum pernah sayan kunjungi adalah tempat spesial, karena untuk mencapainya tidak jarang membutuhkan usaha keras. Ditambah, karena tempat-tempat yang menakjubkan dan damai itu biasanya berada di lokasi yang tidak dilewati kendaraan umum, maka diperlukan persiapan dana yang tidak ada jumlah pastinya.

Road trip yang pernah saya lakukan hanyalah bersama keluarga atau teman dengan menyewa mobil sekaligus supirnya. Itu pun dilakukan dalam jarak pendek, maksudnya hanya pergi pulang dari kota saya tinggal ke kota tujuan, lalu kembali pulang. Kali ini saya ingin berpetualang dalam jarak jauh, melewati sebanyak-banyaknya kota di 34 provinsi di Indonesia, sambil menikmati keindahan yang ada di dalamnya.

Saya suka menikmati kealamian karya cipta Tuhan. Berikut adalah tempat-tempat yang paling ingin saya datangi sambil mengendarai Toyota Rush. Semuanya berada di pulau-pulau besar di Indonesia. Mengingat masih sulitnya sarana transportasi di beberapa tempat, kendaraan kokoh dan aman dengan tampilan seperti Toyota Rush adalah alat yang saya anggap sangat tepat.
  1. Saya ingin berdiri di Titik Nol Indonesia di Sabang, lalu merasakan kehidupan Suku Anak Dalam yang ada di pedalaman hutan Jambi, Pulau Sumatera.
  2. Sebelum ke Afrika sungguhan, saya ingin menjelajah Taman Nasional Baluran yang ada di pulau Jawa.
  3. Saya penasaran ingin melihat orangutan yang ada di Tanjung Puting, lalu berdiri di Garis Khatulistiwa di Pulau Kalimantan.
  4. Saya ingin melihat dari dekat pemakaman pohon yang ada di Tana Toraja, Pulau Sulawesi.
  5. Saya ingin meresapi keindahan warna-warni Danau Kalimutu di Nusa Tenggara Timur.
  6. Terakhir, selain ingin berdiri di titik timur Indonesia di Merauke, saya ingin tenggelam dalam magisnya Lembah Baliem yang ada di Papua.
Saya tidak tahu berapa lama perjalanan ini akan ditempuh dan apa saja yang saya perlukan. Mungkin dua sampai tiga bulan dan singgah hanya 1 atau dua hari di satu provinsi, dan pasti jarang mandi. Saya bisa membayangkan bahwa jalanan yang akan dilewati pastilah berbatu, becek, terjal, dan berliku-liku. Tentunya saya harus punya fisik yang prima dan mental baja dalam menghadapi segala kesulitan. Ini akan lebih spektakuler dari iklan-iklan bertema petualang yang ada di televisi. Kemudian, pulang dengan membawa berjuta-juta pengalaman dan kenangan manis. Saya siap!

Thursday, November 13, 2014

Hari-hari di Kyoto

Tinggal setahun di Kyoto membuat saya ingin selamanya tinggal di sini. Selain karena akses kemana-mana yang gampang, laju internet yang kencang, alasan utamanya adalah suasana kota yang nyaman dan sehat.

Kalau bisa meminta, statusnya seperti saat itu saja, tanpa kerja tapi ada pemasukan setiap bulannya. Sekolah nggak masalah asal nggak pakai riset. Just do what I am thinking! Salah satu jalan menghemat uang adalah sebisa mungkin menggunakan sepeda kemana-mana. Saya yang dulunya merasa tidak bisa bersepeda sambil berdiri, akhir-akhir di sana mulai terbiasa, hanya lepas tangan saja yang belum terlatih.

Yang masih sulit diubah adalah kebiasaan merupiahkan harga, tapi terbantahkan dengan pemikiran bahwa saya hanya tinggal setahun dan uang yang dibelanjakan adalah uang yang memang diniatkan untuk senang-senang selama di Jepang.

Untuk melatih bahasa, sebisa mungkin saya menggunakan Bahasa Jepang jika berkomunikasi dengan penduduk lokal. Walaupun tidak mengerti kalimat-kalimat yang mereka ucapkan, tapi jika bisa menangkap satu kata saja, ditambah gesture, ekspresi, dan kepekaan membaca situasi, biasanya bisa nyambung.

Hal-hal menarik mengenai orang Jepang, khususnya di Kyoto, yang sering saya perhatikan adalah:



  • Penampilan orang-orangnya yang modis, baik tua maupun muda. Khusus remaja perempuan, mereka suka banget pakai blush on, serta rok mini walaupun musim dingin;
  • Karena biasa banget lihat kaum prianya menggunakan tas sandang semacam totebag, setiap ke toko tas kok rasanya tas untuk mereka lebih 'lucu-lucu' ketimbang tas untuk cewek;
  • Payung, adalah benda wajib. Gerimis dikit saja mereka bisa langsung payungan, apalagi ketika musim panas;
  • Mereka menyukai cahaya, contohnya kamar saya yang ukurannya cukup kecil, lampu neonnya ada tiga, belum lagi lampu di dekat pintu. Selain itu sepanjang musim dingin pasti ada light up di mana-mana;
  • Tempat sampah di jalanan sangat sukar ditemukan. Sebenarnya hampir sama seperti di Indonesia, pada pagi hari akan ditemukan tumpukan sampah yang terbungkus plastik dan diletakkan di depan rumah atau tepi trotoar, nanti ada mobil sampah yang akan mengangkutnya;
    Sampah yang belum diangkut
  • Kalau kebingungan di jalan, tidak perlu ragu bertanya (dengan Nihonggo seadanya), mereka ramah dan suka nggak nanggung kalau menolong. Sebenarnya ini salah satu trik untuk mempraktikkan Bahasa Jepang kita;
  • Banyak banget ungkapan yang diucapkan setiap memulai atau atau mengakhiri pembicaraan, seperti ketika bayar di kasir, masuk toko/pusat perbelanjaan atau naik/ turun bis. Terkadang kita hanya membutuhkan jawaban pendek, seperti ada atau tidak, bisa atau tidak, tapi mereka selalu memberikan penjelasan panjang yang hanya bisa direspon dengan mengangguk-angguk;
  • Setertib-tertibnya, ada juga tuh yang melanggar aturan, seperti menyeberang tidak pada tempatnya, dan menyebrang ketika lampu masih merah, biasanya ini hanya terjadi di jalan kecil, yang lebarnya sekitar lima langkah;
  • Adanya fasilitas memadai bagi penyandang cacat. Petugas kereta dan supir bus akan rela membantu penumpang yang berkursi roda. Di dalam bus, ada suara yang memberitahu para tuna netra di halte mana bus akan berhenti. Selain itu, ada petunjuk bagi tuna netra di sepanjang trotoar, tangga, dan lantai stasiun, ditambah bunyi bip-bip yang menyertai lampu hijau bagi penyeberang jalan;
Petugas kereta yang siap membantu
Penanda di trotoar bagi tuna netra

  • Ketika naik bus, orang Jepang tidak bergegas untuk mendapatkan tempat duduk;
  • Sering melihat orang mengajak anjingnya berjalan-jalan. Mereka membawa tas yang berisi peralatan untuk membersihkan kotoran anjing serta menyimpannya kembali, oleh karena itulah walaupun banyak terlihat anjing, kotanya tetap bersih;
  • Kucing di Jepang montok-montok, seperti kucing yang sering berkeliaran di kampus saya. Sering saya melihat ada mahasiswa yang bermain atau memberi mereka makan;
  • Membaca buku atau membaca menggunakan gadget sering terlihat di kereta, termasuk membuka laptop untuk mengerjakan pekerjaan kantor. Tetapi ada juga yang menggunakan smartphone-nya untuk nge-game;
  • Tidak terdengar bunyi klakson, walaupun banyak kendaraan di jalan. Begitu juga pengguna sepedanya, jarang sekali saya mendengar bunyi bel sepeda yang meminta pejalan kaki untuk minggir, pengendara sepeda akan menunggu sampai pejalan kaki menyadari dan memberi jalan. Saya sering mengalami ini.

Tuesday, October 28, 2014

Ekstrim bersama Toyota Rush

Saya jarang menggunakan mobil pribadi, karena mobil yang ada di rumah lebih sering digunakan oleh ayah dan adik laki-laki saya. Walaupun pernah beberapa kali mencoba, tetap saja mereka belum percaya apabila saya menawarkan diri untuk menyetir. Alhasil, bisa dikatakan saya tidak bisa 'nyetir', apalagi mengerti soal mesin dan pemeliharaan mobil. Tapi, saya akan mengambil risiko untuk duduk di belakang kemudi dan mengendarai Toyota Rush. Saya pasti terlihat gagah ketika diphoto. Entah mengapa, buat saya, orang yang mengendarai mobil dengan body besar terlihat lebih keren daripada mereka yang mengendari kendaraan sejenis sedan. 

Mobil dengan tampilan seperti Toyota Rush adalah kendaraan impian saya. Ini cocok dengan kepribadian saya yang praktis tetapi ceroboh. Bagian belakang yang luas bisa difungsikan sebagai bagasi untuk meletakan segala kebutuhan yang dibawa ketika bepergian. Sedangkan bannya yang besar dan kuat, ditambah dengan interior yang tampak lapang, nyaman, dan aman pas dengan sifat ceroboh yang sering terjadi ketika saya berkendara. Saya kerap tidak mengindahkan lubang atau batu besar yang ada di jalanan.

Saya pernah mencoba driving safety simulator di Toyota Kaikan Museum, Nagoya, Jepang. Dari sana saya memastikan bahwa saya memang bukanlah pengemudi yang baik. Ditambah saya selalu kalah karena sering jatuh dan menabrak setiap kali mencoba permainan yang bertema balap-balapan di smartphone maupun video game. Inilah salah satu alasan kenapa mengendarai Toyota Rush pasti akan memacu adrenalin saya. Alasan lainnya adalah ini mobil keren, mahal, dan yang pasti, bukan punya saya. Supaya lebih ekstrim, saya ingin mencobanya di daerah terbuka, misalnya di daerah yang biasa digunakan untuk kompetisi offroad, yang berlumpur, terjal, dan ada sungai-sungainya, karena kalau jatuh, saya tidak akan melukai orang lain, sekalian mencari tahu, manuver apa yang bisa dilakukan dengan mobil ini. Saya yakin ini pasti sangat menyenangkan dan menjadi pengalaman pertama buat saya. Bisa dibayangkan sekencang apa saya tertawa dan berteriak kegirangan sekaligus cemas karena tidak ingin merusak mobilnya.

Setelah itu, saya juga ingin mencobanya di jalanan beraspal. Sekali lagi, ini ekstrim karena saya tidak pandai menyetir, dan pasti akan banyak pejalan kaki dan kendaraan lain yang akan saya hadapi. Terbayangkan bagaimana adrenaline rush yang saya rasakan. Andaikan kesempatan ini diberikan di Bali, saya juga tidak ingin kehilangan moment untuk menikmati alam kota ini sambil berkonsentrasi mengendari Toyota Rush, karena saya baru sekali ke sana, dan itu pun hanya ke beberapa tempat yang ramai dikunjungi turis, ditambah musim hujan, sehingga eksplorasi kala itu tidak maksimal.

Jika hal-hal di atas dianggap belum terlalu ekstrim, maka saya berencana berdiri di atas Toyota Rush yang sedang berjalan sambil melakukan selfie photo dan video 360 derajat. Entahlah, saya belum terpikir bagaimana melakukannya, yang pasti saya butuh kamera dan monopod (selfie stick), ditambah pemandangan super indah di sekitar saya.
http://www.toyota.astra.co.id/product/new-rush#sthash.E6jqPsIC.dpuf
hyperlinkhttp://www.toyota.astra.co.id/product/new-rush - See more at: http://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/news-promo/promo/adrenaline-rush-blogging-competition/#promo
http://www.toyota.astra.co.id/product/new-rush#sthash.E6jqPsIC.dpufsdsjhsh
http://www.toyota.astra.co.id/product/new-rush#sthash.E6jqPsIC.dpufhttp://www.toyota.astra.co.id/product/new-rush#sthash.E6jqPsIC.dpuf
http://www.toyota.astra.co.id/product/new-rush#sthash.E6jqPsIC.dpuf
 
hyperlinkhttp://www.toyota.astra.co.id/product/new-rush - See more at: http://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/news-promo/promo/adrenaline-rush-blogging-competition/#promo

Monday, September 30, 2013

Japan: 1st Impression

Tepat pada hari ulang tahun saya, 11 September 2013, saya menyambut mimpi yang menjadi kenyataan. Japan (one of my bukcket lists): here I come!

Saya memasuki Jepang melalui Bandara Internasional Narita. Seperti yang saya ketahui, di sini serba sendiri, tidak ada tuh porter yang mendekat untuk "membantu" membawakan barang. Everything is DIY.

Karena tujuan saya dan rombongan adalah adalah Kyoto, dari sana, kami naik kereta express menuju stasiun Shinagawa, dari sini untuk pertama
kalinya, semua mencoba the bullet train, Shinkansen. Mau tahu rasanya? BIASA AJA. Kereta yang katanya super cepat itu, ternyata biasa aja kalo dinaikin. Mungkin, ini karena dibayarin, coba kalo bayar sendiri... Kami menuju Stasiun Kyoto, yang ternyata berdekatan dengan Kyoto Tower.

Kalau sudah di stasiun ini, gampang ke mana-mana karena banyak bis, kereta, dan taksi. Saya dan teman satu apato menggunkan taksi menuju tempat tinggal kami di daerah Kinugasa. Supirnya kebanyakan sudah tua-tua, tapi telaten dan mau bantu angkat-angkat barang.

express train
shinkansen
dalam shinkansen
tiket express train dan shinkansen
stasiun kyoto
stasiun kyoto
Kesan yang saya dapatkan dari bandara sampai stasiun adalah baik. Beberapa petugas memasang tampang ramah tapi cekatan. Dandanan sebagian anak mudanya memang terkesan 'aneh' dengan rok mini dan stocking-nya, dan pekerja pria umumnya berpakaian standar, atasan putih - bawahan gelap. Yang menarik adalah kebanyakan tas mereka bukan ransel, tapi semacam tas sandang atau totebag. Selain itu, huruf-huruf kanji telah diterjemahkan ke dalam huruf-huruf latin, tidak bikin bingung.

Thursday, August 8, 2013

Naik Gunung dan Nyelam Bebas

Dari semua icon gunung di Indonesia, Krakatau adalah salah satu yang ingin saya daki. Kesempatan itu datang bersamaan dengan open water (ow) bareng anak-anak Bandung Freediving (BFD). Hari itu juga adalah hari terakhir ujian, saat yang tepat buat refreshing.

Kita berangkat dari terminal Leuwi Panjang pada malam hari dan subuh sampai di pelabuhan Bakaheuni. Dari sini kita naik angkot carteran sekitar 1 jam ke Dermaga Canti untuk naik perahu (nelayan) ke Pulau Sibeusi, tempat kita bermalam. Berhubung ini juga dalam rangka ow, kita langsung snorkeling dan freediving di 2 tempat berbeda.

Kita baru menuju penginapan ketika waktunya makan siang. Tapi setelah itu kita kembali snorkeling dan freediving di 2 tempat berbeda.

Malamnya kita makan malam dengan ikan bakar yang sudah disiapkan beserta lauk pauk yang lain, tidak ada acara khusus setelahnya, kecuali kalau mau bikin sendiri. Sebenarnya perjalanan ini dikomandoi oleh seorang teman yang punya travel agent, tapi karena dia juga anggota BFD, maka kita juga ikutan dengan sistem sharing cost. Jadi ada 2 perahu, 1 berisi peserta tour, 1 nya lagi BFD. 1 perahu bisa untuk sekitar 30 orang. Dengar-dengar sih, sewanya Rp3,5 juta/2 hari.

Buat saya yang tidak pandai berenang, dan hanya pernah sekali snorkeling denganperalatan lengkap, kesempatan itu sangatlah berharga. Saya hanya butuh fin untuk bertahan di air dan nafas untuk bisa mendekati karang dan ikan-ikan centil yang berseliweran di bawah saya.

Subuhnya kita bangun menuju Rakata, anak gunung Krakatau. Rencana sih, menyaksikan sunrise, apa daya, rasa kantuk dan 1 perahu yang rusak membuat kami hanya menyaksikan sunrise dalam perjalanan dari atas perahu. Buat saya pribadi, sunrise tidaklah terlalu istimewa.

Medannya tidaklah terlalu berat, tapi tanjakan yang berupa pasir sangatlah menguras tenaga. Selain itu, kita hanya bisa mendekati rakata, bukan menginjak puncaknya yang masih aktif dan sombong mengeluarkan asapnya. Tapi, kelelahan itu terbayar dengan pemandangan yang terbentang. Makanya, jangan lupa bawa air minum kalau ke sini.

Turun dari sini kita lanjut snorkeling dan freediving lagi di spot yang namanya lavaflow, katanya sih, itu terbentuk dari letusan gunung krakatau. Dan sumpah pemandangan bawah lautnya indah dengan koral-koral besarnya.

Hanya sekitar 1 jam kami di sini, sebelum ke spot terakhir, lagoon cabe. Jujur, spot terakhir tidak terlalu bagus, karena arusnya sedang tidak bersahabat, dan keruh, kecuali saya cukup berani ke tengah.


BFD susah banget disuruh segera naik perahu :)