Sunday, September 18, 2011

Hilang HP waktu Traveling

Two times I went traveling this year, two times too I lost my cellphone. And it happened during the traveling. 

First, in February, I lost my cellphone when I flied from Jakarta to Kuala Lumpur. I was really sure it lost in the board cause the last time I held  it when I turned it off. I have searched and claimed but useless. I was sure it fell because I didn't lose my 'pulsa' when I reactivated the number.

Next, I lost my cellphone when I was in Palembang this September. I really really had no clue how it could happen cause as I remember I never took it out of my bag and just stay in the car until I wanted to use it. I immediately called my number but no answer at all. It must be in one's hand, and indeed, I lost my 'pulsa' when I reactivated it.

It gives me a lesson, but never kill my passion of traveling, for sure.

Saturday, September 17, 2011

Passport Day

I just known today is passport day in the USA.

For the developed country, they still need to conduct event like this. The government encourages their people to travel outside the US.

I like it!


Tuesday, September 13, 2011

Nge-mall di Palembang

Jembatan Ampera dari dalam mobil
Taba Penanjung, Bengkulu
Tanpa rencana, akhirnya lebaran kedua saya dan beberapa anggota keluarga berangkat (jalan-jalan) ke Palembang. Kami menggunakan 3 mobil dan santai (banget). Rute yang kami lewati adalah Curup, Lubuk Linggau, Muara Beliti, dan Sekayu. Kami mulai berangkat sekitar jam 8 pagi dan berharap sudah bisa masuk Palembang pada sore hari, jadi malamnya bisa jalan-jalan, ternyata meleset sampai jam 10 malam karena sering berhenti di masjid dan SPBU. Ternyata eh ternyata dimana-mana jalanan ramai, terutama pengendara motor.
Masjid Agung Lubuk Linggau

Dengan mengandalkan petunjuk jalan dan sedikit informasi, mobil yang saya tumpangi menjadi yang pertama memasuki Kota Palembang. Jalanan terlihat ramai, baik oleh kendaraan yang luar yang lewat maupun penduduk lokal (para ABG-nya) yang berseliweran dan bergerombol di pinggir jalan dengan berhadap-hadapan dari seberang jalan. Heran mereka cuek sekali berkendara tanpa helm dan plat motor, ditambah saya tidak pernah melihat lampu lalu lintas di rute yang kami lalui. Jalanan pun mulus dan lurus kecuali beberapa bagian di daerah Sekayu.

Gelora Sriwijaya, Jaka Baring
Karena tidak ada koordinasi dan rencana jelas, jumat pagi diawali dengan perjalanan ke Jaka Baring. Maksud hati ingin melihat 'hasil kerja' Nazaruddin, apa daya cuma berkutat di areal gedung stadion. Itu pun cukup lumayan, bisa foto-foto di saat kondisinya masih bagus. Entah karena ada kasus atau pekerjaan rutin, atau memang belum deadline, siang itu saya masih melihat beberapa pekerjaan yang belum selesai seperti mengecat atap tribun dan ada bangunan yang belum selesai dikerjakan. Ketika kami mau masuk ke areal lapangan, pengunjung dipungut Rp5000/orang, entah resmi atau tidak, saya dan keluarga tidak mau masuk, cukup melihat dari pagar saja. Bersih dan besar sih, terlihat rumput sedang disiram dengan menggunakan sprinkler. Puas di sana kami segera menghabiskan hari dengan nge-mall. Kalau saat itu saya tidak bersama mereka, pastilah bukan hanya nge-mall yang saya lakukan.

Martabak HAR
Baru kali ini saya liburan masih dalam suasana lebaran ke kota lain, dan ternyata sangat amat susah untuk mendapatkan kuliner yang menjadi ciri khas kota tersebut. Tempat makan masih banyak yang tutup, bahkan untuk makan lotek, kalaupun buka seperti Martabak HAR dan Pempek Pak Raden, menunya tidak lengkap, akhirnya kami menutup sore itu dengan makan model dan pempek di warung yang ada di dekat  tempat kami tinggal, di daerah jalan Swadaya.

Bekal sarapan

Dengan harapan menghindari tiba di Bengkulu pada malam hari, keesokan harinya kami mulai meninggalkan Palembang pada jam 4 subuh, dan berhasil sampai di Bengkulu jam 4 sore. 

Karena tidak hapal, jalan yang kami lalui di daerah Sekayu waktu datang kemarin agak berbeda dari ketika kami pulang, tapi cukup menyenangkan karena jadi tahu di sana ada lapangan besar yang saya pikir sering dijadikan tempat warga berkumpul karena berada di tengah kota dan dekat daerah perkantoran. 

Bekal makan yang telah disiapkan dari semalam mau kami santap di pinggir lapangan itu tapi karena sepupu saya ada yang mau buang air besar akhirnya kami mencari pom bensin sekalian isi bahan bakar. Untung di seberang jalan ada ruko yang tutup, jadi kami sarapan di sana.  

Ketika memasuki Kota Curup, udara sejuk dan dingin mulai terasa. Di pinggir jalan terlihat banyak yang menjual sayur-sayuran segar, karena ini memang daerah agropolitan. 

Curup