Sunday, December 11, 2011

The Day I Will Always Remember in 2011

The day I will always remember in this year is when I went abroad for the first time. Actually I went with a friend, but I just want to share the story about me. Many things happened for the first time.

After all preparations such as: passport, tickets-helped by my friend's credit card, itinerary, accomodation, and a bit argued with my parents (especially my mother), finally I flew away with my dream.

I was off to Jakarta first, then spent the night at my friend's place before leaving to Kuala Lumpur as the first destination. The next day I came ealier to Terminal D Soekarno Hatta, coz I needed to confirm my return ticket, besides concerning about queue at check in and immigration counter. The excitement covered my hunger, and I passed through all smoothly, my worriness was useless. Unfortunately, passanger can not get back outside unless urgent, so I just bought dessert for my lunch.

This is it. I heard the announcement about my flight. I felt I wanted to pee again and again. I stepped to aboard and found my seat, and a bit awkward when filling the form for Malaysia immigration. I didn't know how to describe what I felt until I landed. I was so excited even it's rain. I hopped, laught, yelled and patted my friend. It's adventure time!

I always remember the day because when I wanted to turn on my cellphone I didn't find it. I have got back to the plane but negative. I also have claimed to lost and found counter but no news until now. It's my second cellphone, but it's my first cellphone which I bought with my own money.

Lucky me, the incident didn't ruin my trip 'till I flew back home. I've proved to my mother that I was O.K and I never tell her that I'm addicted to traveling.

;)




Sunday, September 18, 2011

Hilang HP waktu Traveling

Two times I went traveling this year, two times too I lost my cellphone. And it happened during the traveling. 

First, in February, I lost my cellphone when I flied from Jakarta to Kuala Lumpur. I was really sure it lost in the board cause the last time I held  it when I turned it off. I have searched and claimed but useless. I was sure it fell because I didn't lose my 'pulsa' when I reactivated the number.

Next, I lost my cellphone when I was in Palembang this September. I really really had no clue how it could happen cause as I remember I never took it out of my bag and just stay in the car until I wanted to use it. I immediately called my number but no answer at all. It must be in one's hand, and indeed, I lost my 'pulsa' when I reactivated it.

It gives me a lesson, but never kill my passion of traveling, for sure.

Saturday, September 17, 2011

Passport Day

I just known today is passport day in the USA.

For the developed country, they still need to conduct event like this. The government encourages their people to travel outside the US.

I like it!


Tuesday, September 13, 2011

Nge-mall di Palembang

Jembatan Ampera dari dalam mobil
Taba Penanjung, Bengkulu
Tanpa rencana, akhirnya lebaran kedua saya dan beberapa anggota keluarga berangkat (jalan-jalan) ke Palembang. Kami menggunakan 3 mobil dan santai (banget). Rute yang kami lewati adalah Curup, Lubuk Linggau, Muara Beliti, dan Sekayu. Kami mulai berangkat sekitar jam 8 pagi dan berharap sudah bisa masuk Palembang pada sore hari, jadi malamnya bisa jalan-jalan, ternyata meleset sampai jam 10 malam karena sering berhenti di masjid dan SPBU. Ternyata eh ternyata dimana-mana jalanan ramai, terutama pengendara motor.
Masjid Agung Lubuk Linggau

Dengan mengandalkan petunjuk jalan dan sedikit informasi, mobil yang saya tumpangi menjadi yang pertama memasuki Kota Palembang. Jalanan terlihat ramai, baik oleh kendaraan yang luar yang lewat maupun penduduk lokal (para ABG-nya) yang berseliweran dan bergerombol di pinggir jalan dengan berhadap-hadapan dari seberang jalan. Heran mereka cuek sekali berkendara tanpa helm dan plat motor, ditambah saya tidak pernah melihat lampu lalu lintas di rute yang kami lalui. Jalanan pun mulus dan lurus kecuali beberapa bagian di daerah Sekayu.

Gelora Sriwijaya, Jaka Baring
Karena tidak ada koordinasi dan rencana jelas, jumat pagi diawali dengan perjalanan ke Jaka Baring. Maksud hati ingin melihat 'hasil kerja' Nazaruddin, apa daya cuma berkutat di areal gedung stadion. Itu pun cukup lumayan, bisa foto-foto di saat kondisinya masih bagus. Entah karena ada kasus atau pekerjaan rutin, atau memang belum deadline, siang itu saya masih melihat beberapa pekerjaan yang belum selesai seperti mengecat atap tribun dan ada bangunan yang belum selesai dikerjakan. Ketika kami mau masuk ke areal lapangan, pengunjung dipungut Rp5000/orang, entah resmi atau tidak, saya dan keluarga tidak mau masuk, cukup melihat dari pagar saja. Bersih dan besar sih, terlihat rumput sedang disiram dengan menggunakan sprinkler. Puas di sana kami segera menghabiskan hari dengan nge-mall. Kalau saat itu saya tidak bersama mereka, pastilah bukan hanya nge-mall yang saya lakukan.

Martabak HAR
Baru kali ini saya liburan masih dalam suasana lebaran ke kota lain, dan ternyata sangat amat susah untuk mendapatkan kuliner yang menjadi ciri khas kota tersebut. Tempat makan masih banyak yang tutup, bahkan untuk makan lotek, kalaupun buka seperti Martabak HAR dan Pempek Pak Raden, menunya tidak lengkap, akhirnya kami menutup sore itu dengan makan model dan pempek di warung yang ada di dekat  tempat kami tinggal, di daerah jalan Swadaya.

Bekal sarapan

Dengan harapan menghindari tiba di Bengkulu pada malam hari, keesokan harinya kami mulai meninggalkan Palembang pada jam 4 subuh, dan berhasil sampai di Bengkulu jam 4 sore. 

Karena tidak hapal, jalan yang kami lalui di daerah Sekayu waktu datang kemarin agak berbeda dari ketika kami pulang, tapi cukup menyenangkan karena jadi tahu di sana ada lapangan besar yang saya pikir sering dijadikan tempat warga berkumpul karena berada di tengah kota dan dekat daerah perkantoran. 

Bekal makan yang telah disiapkan dari semalam mau kami santap di pinggir lapangan itu tapi karena sepupu saya ada yang mau buang air besar akhirnya kami mencari pom bensin sekalian isi bahan bakar. Untung di seberang jalan ada ruko yang tutup, jadi kami sarapan di sana.  

Ketika memasuki Kota Curup, udara sejuk dan dingin mulai terasa. Di pinggir jalan terlihat banyak yang menjual sayur-sayuran segar, karena ini memang daerah agropolitan. 

Curup






Monday, June 20, 2011

Backpacking Tips


Gambar di atas adalah salah satu materi dalam buku pelajaran Bahasa Inggris level Interchange 2 yang ada di Global English Course (GEC) Bengkulu.

Saya sudah mencari-cari info tentang Mike O'Brien tapi belum menemukan web yang ada kaitannya dengan Mike O'Brien seperti dalam gambar di atas, mungkin juga karena saya tidak tahu wajahnya. So, kalau ada yang tahu tentang Mr. O'Brien, tolong kasih info ya...

Tapi yang penting, no matter who he is, the information is so usefull...:)

Saturday, June 11, 2011

Pantai Mami

Ini pertama kalinya saya memasuki daerah "Pulau Baai belok kanan", daerah lokalisasi yang ada di kota saya. Sudah lama sebenarnya banyak yang cerita bahwa pantai di daerah sini sangat bagus, dan merupakan tempat favorit bagi yang hobi memancing, tapi karena keberadaannya dekat daerah terlarang membuat saya enggan untuk berkunjung kalau bukan beramai-ramai. 
Kesempatan itu akhirnya datang pada hari libur tanggal 2 Juni kemarin. Bermula dari diskusi tentang kemana kami akan mengisi liburan pada tanggal merah itu. Tercetuslah Pulau Baai dari seorang teman bule karena dia pernah ke sana dan lebih suka di sana daripada ke Pantai Panjang yang lebih ramai dan banyak yang minta foto-foto.

Semua dari kami tahu tentang pantai di daerah sana, tapi tidak ada yang tahu apa nama persis pantainya :). Tercetuslah kata "Pantai Mami" karena tempatnya yang berdekatan dengan lokalisasi.

Sekitar jam 3 sore kami berangkat dari meeting point dengan menggunakan motor masing-masing. Dua orang teman akan menunggu di jalan yang akan kami lewati karena mereka tinggal di dekat sana, dan dua orang lagi akan menyusul langsung ke pantai.

Wow... begitu motor berbelok ke kanan dari jalan raya dan tinggal berjalan lurus di jalan berpasir dan berbatu, lalu semakin dekat ke pantai, gambaran tentang panti pribadi terpampang jelas di depan mata. SEPI. Pantai hanya dihuni oleh hamparan pasir putih dan laut luas yang seolah mengajak bermain.

Segera, setelah motor diparkir di tempat yang dirasa aman, dan berganti pakaian, saya dan beberapa teman yang berniat mandi langsung berjalan ke arah laut. Yeah, begitu semua badan basah, kami tidak peduli lagi bahwa kami berada tidak terlalu jauh dari zona-terlarang-untuk-pria-dan-wanita-baik-baik. Tadinya ada beberapa orang laki-laki sebaya yang juga sedang berenang, tapi setelah sesaat bertegur sapa, mereka pergi. Tinggal saya dan teman-teman saja sekarang.

Belajar mengapung dan berenang, bermain marcopolo, foto-foto, dan mengumpulkan sand dollar adalah hal-hal yang kami lakukan hingga terbit sunset.



Sunday, June 5, 2011

Mimpi (Traveling) yang menjadi Nyata

Saya tidak pernah lupa ingatan tentang sepasang bule dengan celana pendek dan ransel besar di punggung, yang saya lihat dari dalam mobil ketika saya dan keluarga pulang dari... (saya lupa) Pagar Alam atau daerah Lintang. Waktu itu saya masih kecil dan hanya melihat mereka dari belakang, lalu saya tumbuh dan akhirnya menemukan kata BACKPACKER untuk menyebut orang-orang seperti mereka.
Entah mengapa ingatan itu tidak pernah hilang sampai sekarang, dan saya ingin seperti mereka.

Saya iri melihat teman-teman yang pekerjaan ayahnya memungkinkan mereka berpindah-pindah kota.

Saya iri kepada teman-teman yang sering bepergian ke luar kota.

Saya iri kepada teman-teman yang berprestasi yang membuat mereka bisa dikirim ke luar kota.

Beruntung rasa iri itu menumbuhkan tekad besar untuk bisa melangkah lebih jauh dari mereka. Tidak sekadar pergi dan pulang dengan menumpuk tiket dan foto-foto, tapi juga pengalaman batin yang memperkuat mental dan NASIONALISME (lebaydotcom)...

Saya berhasil lulus masuk perguruan tinggi di Pulau Jawa. Dari masa kuliah hingga masa-masa mencari pekerjaan dan ketika sudah bekerja, saya punya banyak kesempatan untuk mengunjungi dan melihat tempat-tempat baru di luar kota kelahiran saya, baik dengan modal sendiri ataupun gratisan.

Kesempatan menginjak tanah Sulawesi yang bagi saya terasa jauh serta ke luar negeri, yang dulu pernah menjadi mimpi dan akhirnya menjadi nyata, menyadarkan saya bahwa JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN MIMPI, Tuhan lebih tahu kapan mimpi itu menjadi nyata untuk kita. Ketika kesempatan itu belum datang, saya memahami bahwa saya sedang dipersiapkan untuk menyambut keindahan mimpi saya. 


keepdreaming, guys...!