Saturday, September 17, 2011

Passport Day

I just known today is passport day in the USA.

For the developed country, they still need to conduct event like this. The government encourages their people to travel outside the US.

I like it!


Tuesday, September 13, 2011

Nge-mall di Palembang

Jembatan Ampera dari dalam mobil
Taba Penanjung, Bengkulu
Tanpa rencana, akhirnya lebaran kedua saya dan beberapa anggota keluarga berangkat (jalan-jalan) ke Palembang. Kami menggunakan 3 mobil dan santai (banget). Rute yang kami lewati adalah Curup, Lubuk Linggau, Muara Beliti, dan Sekayu. Kami mulai berangkat sekitar jam 8 pagi dan berharap sudah bisa masuk Palembang pada sore hari, jadi malamnya bisa jalan-jalan, ternyata meleset sampai jam 10 malam karena sering berhenti di masjid dan SPBU. Ternyata eh ternyata dimana-mana jalanan ramai, terutama pengendara motor.
Masjid Agung Lubuk Linggau

Dengan mengandalkan petunjuk jalan dan sedikit informasi, mobil yang saya tumpangi menjadi yang pertama memasuki Kota Palembang. Jalanan terlihat ramai, baik oleh kendaraan yang luar yang lewat maupun penduduk lokal (para ABG-nya) yang berseliweran dan bergerombol di pinggir jalan dengan berhadap-hadapan dari seberang jalan. Heran mereka cuek sekali berkendara tanpa helm dan plat motor, ditambah saya tidak pernah melihat lampu lalu lintas di rute yang kami lalui. Jalanan pun mulus dan lurus kecuali beberapa bagian di daerah Sekayu.

Gelora Sriwijaya, Jaka Baring
Karena tidak ada koordinasi dan rencana jelas, jumat pagi diawali dengan perjalanan ke Jaka Baring. Maksud hati ingin melihat 'hasil kerja' Nazaruddin, apa daya cuma berkutat di areal gedung stadion. Itu pun cukup lumayan, bisa foto-foto di saat kondisinya masih bagus. Entah karena ada kasus atau pekerjaan rutin, atau memang belum deadline, siang itu saya masih melihat beberapa pekerjaan yang belum selesai seperti mengecat atap tribun dan ada bangunan yang belum selesai dikerjakan. Ketika kami mau masuk ke areal lapangan, pengunjung dipungut Rp5000/orang, entah resmi atau tidak, saya dan keluarga tidak mau masuk, cukup melihat dari pagar saja. Bersih dan besar sih, terlihat rumput sedang disiram dengan menggunakan sprinkler. Puas di sana kami segera menghabiskan hari dengan nge-mall. Kalau saat itu saya tidak bersama mereka, pastilah bukan hanya nge-mall yang saya lakukan.

Martabak HAR
Baru kali ini saya liburan masih dalam suasana lebaran ke kota lain, dan ternyata sangat amat susah untuk mendapatkan kuliner yang menjadi ciri khas kota tersebut. Tempat makan masih banyak yang tutup, bahkan untuk makan lotek, kalaupun buka seperti Martabak HAR dan Pempek Pak Raden, menunya tidak lengkap, akhirnya kami menutup sore itu dengan makan model dan pempek di warung yang ada di dekat  tempat kami tinggal, di daerah jalan Swadaya.

Bekal sarapan

Dengan harapan menghindari tiba di Bengkulu pada malam hari, keesokan harinya kami mulai meninggalkan Palembang pada jam 4 subuh, dan berhasil sampai di Bengkulu jam 4 sore. 

Karena tidak hapal, jalan yang kami lalui di daerah Sekayu waktu datang kemarin agak berbeda dari ketika kami pulang, tapi cukup menyenangkan karena jadi tahu di sana ada lapangan besar yang saya pikir sering dijadikan tempat warga berkumpul karena berada di tengah kota dan dekat daerah perkantoran. 

Bekal makan yang telah disiapkan dari semalam mau kami santap di pinggir lapangan itu tapi karena sepupu saya ada yang mau buang air besar akhirnya kami mencari pom bensin sekalian isi bahan bakar. Untung di seberang jalan ada ruko yang tutup, jadi kami sarapan di sana.  

Ketika memasuki Kota Curup, udara sejuk dan dingin mulai terasa. Di pinggir jalan terlihat banyak yang menjual sayur-sayuran segar, karena ini memang daerah agropolitan. 

Curup






Monday, June 20, 2011

Backpacking Tips


Gambar di atas adalah salah satu materi dalam buku pelajaran Bahasa Inggris level Interchange 2 yang ada di Global English Course (GEC) Bengkulu.

Saya sudah mencari-cari info tentang Mike O'Brien tapi belum menemukan web yang ada kaitannya dengan Mike O'Brien seperti dalam gambar di atas, mungkin juga karena saya tidak tahu wajahnya. So, kalau ada yang tahu tentang Mr. O'Brien, tolong kasih info ya...

Tapi yang penting, no matter who he is, the information is so usefull...:)

Saturday, June 11, 2011

Pantai Mami

Ini pertama kalinya saya memasuki daerah "Pulau Baai belok kanan", daerah lokalisasi yang ada di kota saya. Sudah lama sebenarnya banyak yang cerita bahwa pantai di daerah sini sangat bagus, dan merupakan tempat favorit bagi yang hobi memancing, tapi karena keberadaannya dekat daerah terlarang membuat saya enggan untuk berkunjung kalau bukan beramai-ramai. 
Kesempatan itu akhirnya datang pada hari libur tanggal 2 Juni kemarin. Bermula dari diskusi tentang kemana kami akan mengisi liburan pada tanggal merah itu. Tercetuslah Pulau Baai dari seorang teman bule karena dia pernah ke sana dan lebih suka di sana daripada ke Pantai Panjang yang lebih ramai dan banyak yang minta foto-foto.

Semua dari kami tahu tentang pantai di daerah sana, tapi tidak ada yang tahu apa nama persis pantainya :). Tercetuslah kata "Pantai Mami" karena tempatnya yang berdekatan dengan lokalisasi.

Sekitar jam 3 sore kami berangkat dari meeting point dengan menggunakan motor masing-masing. Dua orang teman akan menunggu di jalan yang akan kami lewati karena mereka tinggal di dekat sana, dan dua orang lagi akan menyusul langsung ke pantai.

Wow... begitu motor berbelok ke kanan dari jalan raya dan tinggal berjalan lurus di jalan berpasir dan berbatu, lalu semakin dekat ke pantai, gambaran tentang panti pribadi terpampang jelas di depan mata. SEPI. Pantai hanya dihuni oleh hamparan pasir putih dan laut luas yang seolah mengajak bermain.

Segera, setelah motor diparkir di tempat yang dirasa aman, dan berganti pakaian, saya dan beberapa teman yang berniat mandi langsung berjalan ke arah laut. Yeah, begitu semua badan basah, kami tidak peduli lagi bahwa kami berada tidak terlalu jauh dari zona-terlarang-untuk-pria-dan-wanita-baik-baik. Tadinya ada beberapa orang laki-laki sebaya yang juga sedang berenang, tapi setelah sesaat bertegur sapa, mereka pergi. Tinggal saya dan teman-teman saja sekarang.

Belajar mengapung dan berenang, bermain marcopolo, foto-foto, dan mengumpulkan sand dollar adalah hal-hal yang kami lakukan hingga terbit sunset.



Sunday, June 5, 2011

Mimpi (Traveling) yang menjadi Nyata

Saya tidak pernah lupa ingatan tentang sepasang bule dengan celana pendek dan ransel besar di punggung, yang saya lihat dari dalam mobil ketika saya dan keluarga pulang dari... (saya lupa) Pagar Alam atau daerah Lintang. Waktu itu saya masih kecil dan hanya melihat mereka dari belakang, lalu saya tumbuh dan akhirnya menemukan kata BACKPACKER untuk menyebut orang-orang seperti mereka.
Entah mengapa ingatan itu tidak pernah hilang sampai sekarang, dan saya ingin seperti mereka.

Saya iri melihat teman-teman yang pekerjaan ayahnya memungkinkan mereka berpindah-pindah kota.

Saya iri kepada teman-teman yang sering bepergian ke luar kota.

Saya iri kepada teman-teman yang berprestasi yang membuat mereka bisa dikirim ke luar kota.

Beruntung rasa iri itu menumbuhkan tekad besar untuk bisa melangkah lebih jauh dari mereka. Tidak sekadar pergi dan pulang dengan menumpuk tiket dan foto-foto, tapi juga pengalaman batin yang memperkuat mental dan NASIONALISME (lebaydotcom)...

Saya berhasil lulus masuk perguruan tinggi di Pulau Jawa. Dari masa kuliah hingga masa-masa mencari pekerjaan dan ketika sudah bekerja, saya punya banyak kesempatan untuk mengunjungi dan melihat tempat-tempat baru di luar kota kelahiran saya, baik dengan modal sendiri ataupun gratisan.

Kesempatan menginjak tanah Sulawesi yang bagi saya terasa jauh serta ke luar negeri, yang dulu pernah menjadi mimpi dan akhirnya menjadi nyata, menyadarkan saya bahwa JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN MIMPI, Tuhan lebih tahu kapan mimpi itu menjadi nyata untuk kita. Ketika kesempatan itu belum datang, saya memahami bahwa saya sedang dipersiapkan untuk menyambut keindahan mimpi saya. 


keepdreaming, guys...!





Monday, April 11, 2011

Penginapan di Kota Bengkulu

Hotel Berbintang

  • Horizon Grage Hotel

            Jl. Pantai Nala 142 Anggut Bawah
            Telp. 0736-21722
            Fax. 0736-22072

  • Wedika Hotel
        Jl. Kapt. Tendean No. 26 Km. 6,5
              Telp/Fax. 0736-346638

  • Rio Asri

            Jl. Veteran No. 63 Kampung
            Telp. 0736-21952
            Fax. 0736-25728

  • Raffles Hotel

            Jl. Pariwisata Pantai Panjang
            Telp. 0736-27172/25762/25099
            Fax. 0736-25728

  • Hotel Madelin

            Jl. Bhakti Husada No. 88 Lingkar Barat
            Telp. 0736-52777
  • Dena Hotel

            Jl. Fatmawati No. 29 Penurunan
            Telp. 0736-341171
            Fax. 0736-21066

  • Bumi Endah

            Jl. Fatmawati No. 29
            Telp. 0736-21665

  • Putri Gading

            Jl. Sukajadi Ujung Penurunan
            Telp. 0736-26925

  • Puncak Tahura

            Taman Hutan Raya
            HP.0811733383



Penginapan Murah Meriah
X-tra Hotel

1. Hotel Tiara
Jl. Mayjend. Sutoyo No. 96 Tanah Patah
Telp. 0736-21098
Fax. 0736-21096


2. X-tra Hotel
Jl. Mayjend. Sutoyo No. 31 Tanah patah
Telp. 0736-346865/081273005555
Fax. 0736-345974

DM Hotel
3. Samudera Dwinka Hotel
Jl. Sudirman No. 46
Telp. 0736-21604

4. DM Hotel
Jl. Danau
Telp. 0736-349177
HP. 085268359912 (Thamrin)


5. Nusa Indah
    Jl. Danau No 9A Simpang padang Harapan
    Telp. 0736-25540


6. Asahan Guest House
    Jl. Asahan Mo. 22 Padang Harapan
    Telp. 0736-21679


7. Ananda
    Jl. Putri Gading Cempaka No. 51
    Telp. 0736-26657

Sunday, April 3, 2011

TIPS dan TRIK BAWAAN

Walaupun bukan seorang petualang sejati, pengalaman bepergian selama ini telah memberi saya pelajaran dan kesimpulan yang mungkin bisa dijadikan tips dan trik di kala bepergian dengan tidak banyak membawa beban:
  1. Fotokopi dokumen identitas diri, untuk jaga-jaga kalau diminta petugas atau di penginapan yang sedang mati listrik, dan pasfoto untuk yang datang ke negara yang memberlakukan Visa on Arrival. Kartu-kartu keanggotaan seperti Hi-Card, MCC Matahari, atau Kartu Perpustakaan yang dikira tidak akan digunakan di tempat yang dikunjungi tidak perlu dibawa, bikin repot saja kalau hilang.
  2. Tas kecil untuk jalan-jalan ketika ransel dititip di locker/penginapan, atau tempat menaruh barang penting yang tidak boleh jauh dari kita.
  3. Daripada jaket, saya lebih suka menggunakan syal sebagai penghangat, bisa gaya dan tidak makan tempat juga, kecuali pergi ke tempat yang bercuaca/musim dingin. Topi atau kupluk boleh juga dibawa, kok.
  4. Pakaian yang gampang kering. Saya paling tidak mau membawa pakaian berbahan jeans ketika bepergian, dan lebih suka mencuci seadanya daripada membawa pakaian kotor.
  5. Disposal panties. Bagi yang tidak nyaman bisa diganti dengan dalaman yang dirasa tidak layak lagi ada di lemari, jadi begitu mau ganti langsung dibuang (tapi dibungkus dulu, yaa)... anggap saja meninggalkan kenang-kenangan, apalagi kalau ke luar negeri. Dalaman yang nyaman dan 'layak', dipakai ketika akan pulang atau dirasa ada kesempatan untuk mencuci.
  6. Kantong plastik untuk barang-barang yang kotor/basah. Biasanya saya selalu menaruh semua pakaian di dalam kantong plastik supaya terpisah dari barang-barang lain dikira akan sering digunkan, dan tidak langsung terlihat begitu membuka tas.
  7. Alas kaki terbuka, supaya kakinya tidak bau kalau terlalu lama pakai sepatu. apalagi kalau tidak pakai kaos kaki. Sepatu  penting sih, kalau-kalau ada yang ngajak ke acara formal, tapi sandal paling nyaman untuk jalan-jalan. Saya sendiri lebih suka mengenakan teplek yang bisa dipakai ke segala acara dan gampang dilepas pakai.
  8. Alat mandi serba kecil/tipis, handuk, sabun (batangan kecil/cair yang dipindah ke botol kecil), sikat gigi lipat, dan detergen. Ada yang bilang handuk bisa diganti dengan kanebo ukuran besar, tapi saya belum pernah mencobanya.
  9. Buku dan alat tulis. Saya lebih suka menulis, mempelajari peta, atau memperhatikan sekeliling daripada membaca untuk mengisi waktu. Saya pernah melihat bule membawa bacaan tebal kala bepergian yang mungkin akan ditinggal di penginapan setelah mereka selesai membacanya untuk mengurangi bawaan, atau diberikan kepada traveler lain yang dijumpai...
  10. Colokan kaki 3 (kalau ke luar negeri). Waktu ke Singapura, teman saya terpaksa menitipkan blackberry-nya di resepsionis untuk di-recharge
  11. Kamera dan sekitar 2 lusin batere walaupun membawa rechargeable battery. Mengunjungi tempat baru, apalagi untuk pertama kalinya bisa membuat kita lupa sudah berapa lama batere terpakai dan untuk nge-cas ulang, kita tidak tahu berapa jam kita bisa menunggu.
  12. Tissu (kering dan basah) untuk lap-lap atau bersih-bersih kalau tidak ada serbet atau tidak ada air di toilet heheh...
  13. keperluan pribadi seperti obat-obatan, kaca mata, contact lens, asesoris, k**d*m, atau peniti.
Semoga bisa memberi pencerahan...