Monday, July 15, 2013

I'm Full and Make It. Can I?

'...If you haven't found it yet, keep looking and don't settle...Stay Hungry, Stay Foolish.'
I love it, some lines of Mr. Steve Jobs's speech. 

It reflects me, somehow. 

I love being busy and challanged.
I have main and part time jobs, and still try to make money as much as I can. For what??? For my dream, traveling around the world. Yeah, It's the only one I knew to prove that I'm adventurous enough. Only traveling is able to make me excited about life. So, just money can make it. Why??? I need to buy tickets and accomodation. I knew there are many wonderful people out there who are delightful to open their place for traveler, but it's not easy, it takes time.

I (still) think I don't really enjoy my main job because it doesn't make me busy. I knew it sounds cheesy reason, but I don't have any perfect words to describe what I feel about. I stand still because I'm still paid even I don't do anything as long as I show up awhile. Just to respect my boss, I always try to prepare everything related to my tasks, and when he needs that I can provide it immediately. Right or wrong doesn't matter as long as it's there. I feel sorry sometimes, so my aim is to get out from here as soon as possible.

To be the right one, I should be the wrong one first. I have made mistake, and wanna keep making mistakes, then I know which the right is, so I will be able to inspire you, guys...:)

With all my expectations about life, I'm looking forward to the moment while I am saying "I'M FULL AND MAKE IT!"

Monday, June 3, 2013

Dream and Make It Happen

Practice with BFD at UPI
Seeing all parts of the world is one of my bucket lists...
I want to climb, I want to fly, and I want to dive...
I knew those all need a skill... and it can be learnt!

O.K. I have climbed even though it was not the summits, I just fly by a plane, and I always enjoy getting soaked in the sea because I can't swim. I know my limit, for sure.

Among all, I am extremely curious to see underwater. I just wanna see it, no matter its ways. Besides, having underwater photo is very happening todays...:D

Snorkeling for the first time was very addictive. It led me to join to BANDUNG FREEDIVING, part of INDONESIA FREEDIVER community.

Since last five months I have something to do on Sundays. I learn how to dive! It's called freediving, anyway. It's very simple, basically, you just need masker, fins and long deep breath. Forget that you can't swim. Even in practice, NEVER DIVE ALONE, you need a buddy!

I touched it and got numb for more than 2 weeks
Once I knew that I am able to be in water without life vest anymore, how EXCITING it was, yet I still need the fins ;), and the tube helps me to breathe and less panic.

Noticeably, to be a skilled diver and go to see the deep sea needs techniques and equipments, but having experiences to touch and see the corals closely has confirmed me that there's nothing wrong with keep dreaming because the time will help me to MAKE IT!

One thing, don't touch the corals! You never know how bad they hurt you. An experience gave me a lesson, they are the painful beauty.




Saturday, March 30, 2013

Hari Bumi 2012 di Oray Tapa

Earthcamp, sebenarnya sudah setahun berlalu, tapi baru kesampaian sekarang ditulis :(:). Camping bersama aktivis dan relawan Greenpeace Indonesia dan beberapa komunitas anak muda dalam rangka memperingati Hari Bumi, 22 April. 

Kita semua camping di daerah yang namanya Oray Tapa, di daerah Suka Miskin, Bandung Timur. Sesuai dengan acaranya yang dibuat dalam rangka Hari Bumi 2012, semua peserta diharapkan bersahabat dengan alam dengan tidak meninggalkan limbah plastik.

Semua makanan dimasak sendiri, dengan bahan-bahan dan alat masak yang sengaja dibawa. Besoknya kita disuruh belanja hasil bumi warga di sekitar dengan budget Rp20.000. Hasil belanja itu diolah sebagai menu makan siang kita sebelum acara bubar.

Acaranya 3 hari 2 malam, 20-22 April 2012, tapi karena dari Jakartanya telat, tiba di Oray Tapa jadi nya Sabtu dini hari, tanggal 21 April. Saya tahu acaranya ini dari wall di facebook. Nekad ikut walaupun tidak kenal satu pun orang di sana, demi mengisi weekend di Bandung.

Mhm... karena banyak lupa, let the pictures continue my story...

pemandangan dari mobil
warna-warni
(pas untuk bertiga)
roti maryam
(buat sarapan besok paginya)
mau tetap pipih atau diremas-remas dulu, yang penting topingnya
cara makan bagi yang gak bawa piring
copcolicopcolicopcopcop
shopping time...!!!
hasil bumi warga
(tinggal pilih dan bayar)
membatik dengan bahan alam
pesan untuk bumi
solar panel
(sumber energi, dari lampu hinga ngecas handphone)
dapur
packing and ready to go home...
ada 6 bis yang ngangkut peserta yang kebanyakan dari Jakarta
(dari sini masih harus jalan lagi menuju lokasi camping, untungnya kita diangkut pakai mobil, gak harus jalan :))

Saturday, May 19, 2012

Bandung Lautan Api 2012

Longweekend bulan Maret kemaren saya dan beberapa teman dari komunitas Couchsurfing Bandung berpartisipasi dalam kegiatan dalam rangka memperingati peristiwa Bandung Lautan Api. Dari kegiatan ini saya jadi tahu bahwa peristiwa itu terjadi pada 24 Maret 1946.

Jadi, dalam kegiatan itu semua peserta yang dibagi dalam grup yang terdiri dari 10 orang harus melakukan napak tilas dengan berjalan kaki ke tempat-tempat yang berhubungan dengan peristiwa tersebut. Tempat-tempat tersebut di tandai dengan semacam tugu kecil berbentuk limas segitiga yang disebut dengan istilah stilasi. Sisi pertama ada tanda bahwa bangunan itu adalah stilasi, sisi kedua ada peta lokasi kesepuluh stilasi, dan yang ketiga sponsor utama pembangunan stilasi pada zaman dulu, yaitu American Express.

Ada 10 stilasi, dan kami berjalan dari stilasi 10 di Tegalega sampai stilasi 1 di Dago. Sayangnya baru stilasi 10 saja yang diperbaiki oleh pemerintah Kota Bandung, sedangkan stilasi yang lain kondisinya sangat memprihatinkan dan banyak bagian yang hilang, serta masyarakat sekitar tampaknya tidak menyadari bahwa ada bangunan bersejarah di dekat mereka.

Buat saya yang bukan orang Bandung, ini adalah salah satu cara mempelajari sejarah secara tidak langsung. Sebelum berangkat ke stilasi pertama kita dikasih clue dalam 10 amplop tertutup yang harus kita tandai sesuai dengan nomor urutan stilasi. Nanti amplop-amplop itu di serahkan kepada petugas yang ada di tiap-tiap stilasi yang juga dijadikan check point. Kalau bukan berpatisipasi dalam kegiatan ini, rasa-rasanya entah kapan saya mau berjalan kaki dari Lapangan Tegalega sampai Monumen, lalu malamnya jalan kaki lagi ke Punclut buat berkemah.

Besok paginya kita, setelah sarapan, kita jalan kaki lagi sambil mungutin Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) sampah ke Babakan Siliwangi melewati Curug Dago, sekalian penutupan acara dan pengumuman pemenang. Di Curug dago ada sebuah bangunan kecil seperti saung yang konon katanya peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) dari Thailand. Waktu itu tidak bisa ke sana karena jalan menuju ke tempat itu tidak ada, kalau pun mau mencoba sangat berbahaya.


Stilasi 10, di Tegalega

Stilasi 9 ada di depang gang kecil yang ada di sebelah kampus Universitas Pasundan. Tidak sempat diphoto karena tidak seperti yang lain, stilasi ini ada atas tembok.

Stilasi 8, di halaman sebuah SD
Bandingkan dengan sponsor yang sekarang, di mana mereka menempelkan lempengannya (lihat stilasi 1).

Stilasi 7, di sampingan lapangan voli sebuah komplek perumahan

Stilasi 6, di Jl. Dewi Sartika

Stilasi ini persis di trotoar di depan toko pakaian, dan di hari-hari biasa, oleh si penjual minuman dijadikan tempat menaruh barang dagangannya. 

Stilasi 5, di dalam sebuah Gang di Jl. Dewi Sartika

Stilasi 4, di dalam pagar sebuah show room motor yang ada di jalan di belakang McD King Shopping Center

Stilasi 3, di Jl. Asia Afrika, di halaman sebuah gedung di depan Masjid Raya Alun-Alun, Bandung

Stilasi 2, di Jl. Braga

Stilasi 1, di Jl. Ir. H. Djuanda, Dago, di taman trotoar depan Bank BTPN
Di setiap stilasi, ada panitia yang merupakan tempat kita menyerahkan amplop, lalu kita diberi stiker dan akan dicatat jam berapa kita tiba di sana dan berangkat dari sana. Selain itu, mereka juga ditemani oleh dua atau tiga orang veteran. Mereka kita salami dan ada beberapa yang bercerita tentang pengalamannya selama masa perang. Terharu sekaligus bangga.

Monday, April 2, 2012

Minggu Pagi di Bandung


Kalau kamu sedang di Bandung, dan itu hari minggu, cobalah untuk bangun pagi. Bukan untuk lari pagi dan menghirup udara segarnya, tapi untuk SHOPPING. Ya, shopping. Belanja ke pasar yang hanya ada di hari minggu.

Letaknya di sepanjang areal Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Jl. Dipati Ukur sampai areal trotoar sekitar Gedung Sate di Jl. Diponegoro. Mau cari apa saja, dari furnitur sampai peniti, semua ada. Tempat yang tepat bagi anak kost untuk belanja keperluan kamar. Dari harga yang bisa ditawar sampai harga mati yang tidak bisa digoyang-goyang, juga ada di sini.

Tidak hanya barang, makanan pasti juga ada di sini, dan kalau beruntung, bisa bertemu artis karena bagian tengah Lapangan Gasibu biasanya sering digunakan sebagai areal untuk event-event tertentu, seperti promo produk yang sering kita lihat iklannya di TV atau event yang diadakan EO lokal.



Sunday, March 4, 2012

Fully Saturday

Sabtu 3 Maret 2012

Diawali bangun pagi dan langsung berangkat ke Sabuga untuk berenang bersama beberapa teman. Karena pagi itu bagi saya terasa lebih dingin dari minggu sebelumnya, maka kami tidak terlalu lama di sana. Setelah makan di dekat pintu masuk kami berjalan pulang ke arah Jl. Siliwangi. Di tengah jalan kami berpisah karena saya berdua seorang teman, dan dua orang teman lainnya berbeda arah tempat tinggal. 

Ketika sedang bejalan menuju tempat angkot, tanpa sengaja saya berdua teman menemukan tempat yang sepertinya asyik untuk dijadikan objek (latar belakang) foto. Tidak tahu namanya apa, tapi saya sempat membaca kata Babakan Siliwangi di sana.

Selesai dari sini dan pulang ke kosatan masing-masing, berjanji ikut teman saya ini yang akan pergi ke Musium Geologi di Jl. Diponegoro dengan seorang teman sekelas kami.

Jam 10 lewat kami janjian ketemu di dekat jalan layang pasopati dan naik angkot Cicaheum - Ledeng menuju musium. Wow... banyak bus berjejer di depan musium yang ternayta membawa rombongan anak sekolah yang bahkan ada yang berasal dari luar kota. Mereka sepertinya ditugasi untuk mencatat hal-hal yang bekenaan dengan fosil dan batu.

Puas di sana, saya mengajak teman-teman saya yang belum mengenal Bandung ini, makan dan minum di Yoghurt Cisangkuy yang ada di Jl. Cisangkuy, tinggal menyeberang dari Musium Gelogi. Cukup, siang itu saya sangat kekenyangan.

Dari sana kami perpisah, mereka nonton ke BIP dan saya menghadiri (untuk pertama kalinya) Couchsurfing Gathering yang diadakan oleh CS Bandung. Tempatnya di Reading Lights, Jl. Siliwangi No. 16, dekat simpang Gandok. Tadinya saya pikir tempat ini seperti perpustakaan yang bisa meminjam atau membeli buku, ternyata mereka hanya menjual buku-buku ber-Bahasa Inggris dengan konsep toko dan cafe. So, tidak heran ada beberapa orang yang selain membaca juga sedang ngobrol sambil makan dan ber-Wi-fi.

CS Gathering-nya tidak terlalu berkesan buat saya. Hanya kenalan dan beberapa yang bercerita tentang pengalamannya. Ririe, sebagai host dan ambasador, cukup baik buat saya. Di luar itu ada beberapa orang yang tampaknya sudak kenal, mereka berkelompok dan ngobrol masing-masing.

Sekitar jam 3.15 saya pamit pulang duluan karena masih ada janji sama teman-teman lagi untuk menemani saya melihat-lihat laptop di BEC. Banyak pilihan yang membuat saya bingung memilih.

Di sana kami sampai magrib. Setelah dinner dengan nasi goreng yang ada di pinggir Jl. Purnawarman, kami berpisah ke kostan masing-masing.

 

Bakso dan Risoles

Jumat tanggal 2 Maret 2012 kemaren, saya penasaran mencoba bakso Panghegar yang ada di persimpangan Jl. Pager Gunung dan Jl. Hasanudin, Bandung. Tempatnya seperti wareng makan biasa, ada gerobaknya, tapi tiap lewat kok ramai terus. Saya suka curiga sama tempat-tempat makan yang biasa saja tapi ramai, curiga enak, maksudnya.

Bermodalkan rasa ingin makan bakso sebagai santapan makan siang, maka mampirlah saya dan pesan bihun bakso, tanpa pecin, dan pakai ceker. Setelah menunggu sebentar, maka datanglah pesannya saya... shruuuuppp... emang highly recommended!!! Di mejanya, selain sambal, kecap dan teman-temannya, ada mangkuk plastik sebagai tempat tulang cekernya.


Sorenya, pulang kuliah, saya kembali memenuhi rasa penasaran saya terhadap makanan, dan kali ini yang dijual adalah risoles dan gehu. Pasti biasa, dong ya, sama makanan itu, selain banyak yang jual, bentuknya juga pasti sudah ketahuan. Tapi... tidak tahu kenapa tukang risoles dan gehu yang ada di dekat kostan saya ini selalu ramai. Pembeli pada sabar menunggu tukangnya menggoreng.

Beberapa hari sebelumnya saya pernah mendekat karena ingin tahu apa yang dijual. Dan sekarang merasa harus beli karena pembeli yang menunggu lumayan sepi, jadi tidak akan terlalu lama mengantri.

Saya sengaja membeli masing-masing satu untuk setiap variant yang ditawarkan: risoles original, keju, dan pedas yang masing Rp2000, serta gehu pedas Rp3000. Harganya memang sebanding dengan ukurannya.
Saya sedikit kecewa ketika tahu makanan itu tidak dilengkapi cabe rawit atau sambal cocol, dan ketika saya tanya, mamangnya hanya bilang bahwa gehu dan risoles yang pedas, rasanya sudah lumayan pedas. Let's prove it!!! 

Hasilnya: sama saja sama risoles yang biasa (menurut saya), wortel dan kentang sebagai isinya tidak banyak, hanya ada tanbahan potongan kecil telur rebus dan sepotong kecil (sekali) daging. Dan, rasa pedas hanya bisa saya rasakan di gehu.

Bagi yang mau mencoba, silahkan datang ke ke pertigaan Jl. Taman Sari dan Jl. Sulanjana, ada di tengah-tengah antara BLCI dan Indomaret.