Tepat pada hari ulang tahun saya, 11 September 2013, saya menyambut mimpi yang menjadi kenyataan. Japan (one of my bukcket lists): here I come!
Saya memasuki Jepang melalui Bandara Internasional Narita. Seperti yang saya ketahui, di sini serba sendiri, tidak ada tuh porter yang mendekat untuk "membantu" membawakan barang. Everything is DIY.
Karena tujuan saya dan rombongan adalah adalah Kyoto, dari sana, kami naik kereta express menuju stasiun Shinagawa, dari sini untuk pertama
kalinya, semua mencoba
the bullet train, Shinkansen. Mau tahu rasanya? BIASA AJA. Kereta yang katanya super cepat itu, ternyata biasa aja kalo dinaikin. Mungkin, ini karena dibayarin, coba kalo bayar sendiri... Kami menuju Stasiun Kyoto, yang ternyata berdekatan dengan Kyoto Tower.
Kalau sudah
di stasiun ini, gampang ke mana-mana karena banyak bis, kereta, dan
taksi. Saya dan teman satu apato menggunkan taksi menuju tempat tinggal
kami di daerah Kinugasa. Supirnya kebanyakan sudah tua-tua, tapi telaten
dan mau bantu angkat-angkat barang.
|
express train |
|
shinkansen |
|
dalam shinkansen |
|
tiket express train dan shinkansen |
|
stasiun kyoto |
|
stasiun kyoto |
Kesan yang saya dapatkan dari bandara sampai stasiun adalah baik. Beberapa petugas memasang tampang ramah tapi cekatan. Dandanan sebagian anak mudanya memang terkesan 'aneh' dengan rok mini dan stocking-nya, dan pekerja pria umumnya berpakaian standar, atasan putih - bawahan gelap. Yang menarik adalah kebanyakan tas mereka bukan ransel, tapi semacam tas sandang atau totebag. Selain itu, huruf-huruf kanji telah diterjemahkan ke dalam huruf-huruf latin, tidak bikin bingung.